Tuesday, August 12, 2008

Aktualisasi Pesanggrahan Langenharjo

Pesanggrahan Langenharjo, terletak di sisi utara sungai Bengawan Solo yang dekat dengan Jembatan Bacem. Tepatnya berada di Desa Langenharjo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Didirikan hanya sekitar 50 meter dari bibir sungai Bengawan Solo, dengan dibatasi oleh sebuah tanggul atau benteng, untuk mencegah banjir saat meluapnya Bengawan Solo. Tempat ini mudah dijangkau karena berada di wilayah Solo Baru, dimana tempatnya dilewati jalan Provinsi Solo Wonogiri, sehingga akses jalan terhitung sangat mudah dijangkau. Saat ini Pesanggrahan Langenharjo ditempati oleh putra Paku Buwono XII, GRM Suryo Suseno atau KGPH Kusumoyudho, anak dari garwa ampil Pradapaningrum.

Pada awalnya bangunan ini didirikan oleh Susuhunan Paku Buwono IX pada tahun 1870. Namun, pesanggrahan ini baru diselesaikan pembangunannya oleh Susuhunan Paku Buwono X pada 15 Juli 1931. Hal ini bisa dilihat pada kolam air hangat di Pesanggrahan Langenharjo yang tertulis “PB X 15-7-1931”. Pada awalnya, fungsi dari bangunan ini disesuaikan dengan namanya, yang secara eksplisit dapat diartikan sebagai “Tempat persinggahan yang bersuasana nyaman dan damai”, tempat ini dahulu sering digunakan sebagai tempat berekreasi para keuarga Kerajaan Kasunanan Surakarta. Dengan mandi pada kolam air hangat yang ada disitu.

Selain sebagai tempat berekreasi, pada awalnya tempat tersebut juga digunakan sebagai tempat meditasi sang Raja. Hal ini dapat ditemukan dengan adanya ruang yang bernama Sanggar Pamujan, ruangan tersebut khusus digunakan sebagai tempat untuk bersemedi atau tapa brata, demi mendapatkan ilham atau wangsit dalam mengambil keputusan penting yang yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi raja atau masyarakat.

Ruangan-ruangan lain yang yang juga terdapat dalam Pesanggrahan tersebut antara lain Pandapa Prabasana, Kuncungan, ndalem ageng, pendapa pangkuran, gudang senjata, ruang tamu, kaputren, dan kasatrian. Tidak lupa kolam pemandian air hangat yang terletak di belakang bangunan. Bagi kita yang ingin menikmati pemandian tersebut cukup membayar Rp.1.500,- tiap orang.

Selain itu, tempat tersebut juga menyimpan berbagai benda-benda peninggalan Kraton Kasunanan. Saat ini yang paling meonjol adalah ditempatkannya kerangka kapal Jaka Tingkir yang pada tahun 2007 telah ditemukan di sekitar sungai Bengawan Solo di wilayah Serenan, Sukoharjo. Meskipun kerangka kapal tersebut sudah tidak utuh lagi, paling tidak ada bukti sejarah yang nyata. Bahwa kabupaten Sukoharjo memang menyimpan sejarah yang patut ditularkan kepada generasi yang akan datang.

MANFAAT PESANGGRAHAN LANGENHARJO

Beberapa manfaat yang saat ini dapat dirasakan dengan adanya Pesanggrahan Langenharjo, antara lain :

  1. Sarana Rekreasi

Hal ini paling banyak dilakukan pengunjung dengan berenang atau berendam di kolam air hangat. Kemudian menikmati keindahan bangunan Langenharjo dan mengamati berbagai benda-benda peninggalan sejarah yang ada di dalamnya.

  1. Kesehatan

Pemandian air hangat di Langgenharjo mengandung belerang yang bermanfaat bagi kesehatan kulit kita. Airnya juga dipercaya mampu mengobati penyakit kulit seperti gatal-gatal, panu, kadas, dsb.

  1. Sejarah

Selain bangunannya yang bersejarah, Langenharjo juga memiliki beberapa koleksi peninggalan kerajaan Kasunanan Solo dan Kerajaan Pajang yang patut untuk dipelajari.

  1. Spiritual

Hal ini berkaitan dengan kepercayaan, dimana ada beberapa kelompok orang yang melakukan tapa brata atau semedi di Langenharjo pada hari-hari tertentu, untuk mencari wangsit atau ilham kepada penunggu di Langenharjo.

KURANG POPULERNYA PESANGGRAHAN LANGENHARJO

Hingga saat ini, berbagai renovasi telah dilakukan Pemerintah Daerah Sukoharjo sejak awal tahun 2000, yang menelan dana ratusan juta rupiah untuk mempertahankan objek wisata bersejarah ini. Namun, keberadaanya kian hari kian terasingkan karena tidak populernya Pesanggrahan Langenharjo sebagai daerah tujuan wisata. Pamornya kalah dengan keberadaan tempat wisata yang kian hari kian menjamur di kota Solo dan sekitarnya.

Pada dekade 1990-an, tempat ini pernah menjadi primadona wisata yang menarik dengan pemandian Kolam air hangat yang terletak di tengah-tengah kota. Namun, seiring berjalannya waktu, kolam yang airnya tak lagi hangat ini keberadaannya kalah dengan kolam pemandian atau kolam renang yang yang lebih modern dan full fasilitas. Hal itu terbukti dengan lebih dikenalnya Pandawa Water World (PWW) yang berjarak kurang dari 1 km dari lokasi Langenharjo. PWW mengklaim sebagai taman bemain air terbesar di seluruh Indonesia, sehingga saat ini PWW mwnjadi ikon kota Sukoharjo. Ironis dengan keberadaan Langenharjo yang kian hari kian tak popular, padahal merpakan salah satu tujuan wisata tertua di Sukoharjo.

Mengenai penyebab tidak hangatnya lagi kolam di Langenharjo, Mbah suwito yang ditunjuk sebagai juru kunci Langgenharjo menjelaskan bahwa pipa-pipa yang mengalirkan air hangat dari sumbernya sudah sangat tua, sehingga mengalami kebocoran dan membuat uap-uap air hangat keluar dari pipa sebelum sampai di pemnadian.

MENGAKTUALISASIKAN PESANGGRAHAN LANGENHARJO

Prospek Pariwisata dan sumber sejarah yang sangat menjanjikan di Pesanggrahan Langenharjo seharusnya dimanfaatkan secara optimal. Dengan berbagai cara, seharusnya pamor dan keberadaan Langenharjo tetap dijaga agar tidak hilang tergerus derasnya era globalisasi dengan industri pariwisata yang semakin modern.

Dalam hal ini berarti Pemerintah Daerah Sukoharjo sudah berupaya untuk mengaktualisasikan keberadaan Langenharjo ini dengan memperbaiki sarana dan praasaranaya. Namun, Langenharjo kurang cukup bila hanya direnovasi saja, Pemerintah Daerah seharusnya memperhatikan sisi inovasi Langenharjo. Bagaimana caranya agar pengunjung setia datang ke Langenharjo atau semakin hari kian bertambah pengunjungnya.

Hal tersebut bisa dilaksanakan setidaknya dengan diadakan berbagai macam kegiatan kebudayaan yang diselenggarakan di Langenharjo. Sehingga diharapkan ada pengunjung yang datang karena tertarik dengan kegiatan kebudayaan yang ada di Langenharjo.

Selain itu, sosialisasi kepada masyarakat tentang nilai budaya Langenharjo juga harus gencar dilaksanakan, apalagi bagi pelajar kabupaten Sukoharjo sendiri. Mereka harus memahami nilai budaya dan sejarah Sukoharjo dengan mengunjungi berbagai tempat bersejarah seperti Pesanggrahan Langenharjo ini.

Semoga pada masa-masa mendatang, Pesanggrahan Langenharjo menjadi tempat tujuan wisata yang sesungguhnya. Dimana semakin banyak warga masyarakat yang turut memperhatikan keberadaan tempat bersejarah di Kabupaten Sukoharjo ini. Diharapkan pula Pemerintah Pusat mempopulerkan keberadaan Pesanggrahan Langenharjo, sehingga melelui program Visit Indonesia 2008, masyarakat luas Indonesia pada umumnya atau juga wisatawan luar negeri mengetahui keberadaan Pesanggrahan Langenharjo ini.

source :

www.sukoharjo.go.id

www.suaramerdeka.com

www.kompascybermedia.com

No comments:

Post a Comment

please insert your comment here...